Daerah
Sapma LHMB Pekanbaru Minta Pemerintah Tegas Soal Etnis Rohingya, Kalau Perlu Deportasi !
Pekanbaru - Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Laskar Hulubalang Melayu Bersatu (LHMB) mendatangi kantor Wilayah Imigrasi Provinsi Riau di Jalan KH. Ahmad Dahlan Pekanbaru.
Adapun tujuan Sapma LHMB itu mempertanyakan dengan meningkatnya gelombang imigran asal Rohingya yang masuk dari Aceh hingga di tempatkan di Pekanbaru.
"Kami meminta Imigrasi dibawah Kementrian Hukum dan HAM, Kesbangpol,dan lembaga berwenang. Agar memberikan keterangan jelas kepada masyarakat Riau, orang Rohingya ini tentunya tidak semena-mena saja datang," tegas Wan Muhammad Afif, SH selaku ketua Sapma LHMB Kota Pekanbaru, Kamis (13/12/2023).
Dari informasi yang didapatkan, Wan Muhammad Afif mengatakan, sampai saat ini pihak Imigrasi belum menerima data pengungsi Rohingya tersebut.
"Imigrasi dalam hal ini tak punya data sama sekali, dan tugas mereka hanya untuk bagian pendataan administrasi saja, kalau untuk bagian penindakan itu wewenang Kesbangpol, PPLN, dan pihak terkait lainnya. Berarti status orang Rohingya ini tidak jelas, seharusnya di deportasi ke negara asal mereka"kata Afif.
Sebagai tindak lanjut Sapma LHMB, Afif akan menyurati dan mendatangi Kesbangpol Pronvinsi Riau dan Kota Pekanbaru, seharusnya kata Afif masalah imigran Rohingya ini harus dilakukan dengan objektif dan serius.
"Kesbangpol kami menilai lambat dalam bergerak, seharusnya imigran itu tak bisa leluasa masuk daerah kita tanpa status yang jelas, padahal Satgas imigran ini sudah lama dibentuk untuk memantau pergerakkan orang Rohingya, kami mendesak Pemerintah harus serius, supaya tidak terjadinya konflik sosial," terangnya.
Disamping itu, Sapma LHMB juga telah mendengar fungsi NGO sayapnya United Nation (PBB) yaitu UNHCR dan IOM sebagai lembaga yang menjadi perpanjangan tangan PBB untuk mengurusi imigran.
"Dari hasil penelusuran petugas UNHCR yang ditempatkan di Pekanbaru cuma 2 orang, ini gimana ya ? UNHCR ini sempat viral di medsos juga, bahwasanya mereka minta pulau untuk Etnis Rohingya, inikan gila," sebut Afif dengan nada kesal.
Sapma LHMB berpikir UNHCR perlu belajar sejarah Indonesia, Afif menyebutkan ini bukan menentang hak dan Kemanusian tetapi segala sesuatu harus dipertimbangkan.
"UNHCR jangan buat kekacauan di negara kami ini, Sapma LHMB akan mengawal kedatangan imigran Rohingya terssbut, kami tak mau daerah kami menjadi tempat penampungan, kabarnya (mereka, red) ditempatkan di Homestay dan kos-kosan mewah, ini apa maksudnya itu ? "pungkasnya.***red/rls
Komentar Via Facebook :